Apa itu Messiah? Bagi yang belum tahu, mari kita mulai dari
definisi. Messiah atau Messias berasal dari bahasa Ibrani artinya “Yang diurapi”
mereka dipercaya sebagai wakil Allah untuk menyelamatkan dunia. Kurang lebih
seperti itu, mari kita mulai review novelnya. Novel yang mengisahkan bahwa
pembunuhnya menganggap dirinya adalah Messias untuk menolong para rasul
didunia.
Red
Mercalfe adalah seorang detektif penyelia yang dipilih untuk menangani sebuah
kasus pembunuhan yang unik yang mengerikan. Pembunuhan sadis dengan
meninggalkan ciri yang sama pada korbanya. Tanda yang selalu ditinggalkan
pelaku ditubuh korban adalah lidah yang dipotong saat korban masih hidup
ditandai dari banyaknya darah yang keluar, ditelanjangi dan sebuah sendok perak
didalam mulut korban. Terjadi dua pembunuhan yang sama dalam satu malam.
Dalam
menyelidiki kasus ini Red memilih tiga orang rekan terbaik dalam departemen
kepolisian. Mereka adalah Duncan Warren, Kate dan Jez Clifton. Hubungan antara
Warren dan Jez memang kurang baik, sering terjadi perbedaan pendapat diantara
mereka tapi pemilihan ini mengesampingkan hubungan sosial mereka terhadap satu
sama lain. Dugaan awal Red dan Jez terhadap kasus ini berhubungan dengan
kejahatan semihomoseksual karena korban pertama adalah seorang penderita
homoseksual sementara korban kedua pernah mengunjungi bar kaum gay. Warren bersikeras
menyatakan bahwa kasus ini tidak berhubungan sama sekali dengan kejahatan
seksual. Kate lebih mendukung peryataan dari dua rekannya karena didukung oleh
fakta yang ada, sehingga penyelidikan dimulai dari bar para homoseksual
berkumpul. Mereka menyebut kasus ini dengan nama Si Lidah Perak.
Tiga
bulan berlalu, penyelidikan transaksi pembelian sendok perak tidak menghasilkan
sesuatu yang memuaskan ditambah lagi tidak adanya bukti forensik yang dapat
menunjukan siapa pelakunya. Kasus yang amat jauh dari kebenaran. Korban demi
korban terus berjatuhan sampai membuat Red dan rekan-rekannya frustasi.
Demi
menjalani kasus ini, Red harus meninggalkan keluarganya (istrinya) untuk
sementara waktu yang belum pasti kapan mereka akan bersatu lagi. Hal ini tentu
saja menambah masalah di otak Red. Diperparah lagi dengan salah satu rekannya
yang berkhianat. Duncan Warren menjual informasi pembunuhan ini kepada pers demi
mendapatkan uang yang seharusnya kasus ini disembunyikan dari umum. Mereka
menyembunyikan kasus ini dari masyarakat untuk mencegah gaya pembunuhan serupa
terjadi yang menyebabkan pelakunya semakin sulit dilacak. Satu-satunya yang
tidak diberitahu kepada pers adalah tentang sendok perak. Pers menyebut kasus
ini sebagai “pembunuhan rasul”. Pembunuhan yang dipilih berdasarkan nama dan
pekerjaan mereka serta cara mereka dibunuh sama seperti kematian rasul kristus.
Red
marah besar dan akhirnya memecat Warren. Terpaksa yang memperjuangkan kasus ini
tinggal tiga orang. Penyelidikan terus dilakukan mulai dari buku sejarah hingga
memberi peringatan kepada orang yang memiliki nama dan pekerjaan tertentu,
berbagai hipotesa diuji dan dicocokan dengan fakta yang ada. Bukti forensik? Sama
sekali tak ada. Pembunuhan sangat bersih dan tampak mustahil.
Sepanjang
penyelidikan, tujuh korban telah berjatuhan. Hingga menjelang pembunuhan kedelapan
mereka menyadari adanya tanggal-tanggal tertentu pembunuhan itu akan terjadi
lagi. Dengan fakta ini mereka mencoba untuk mencegah pembunuhan kedelapan
hingga kesepuluh. Tetap saja sia-sia, korban kedelapan tetap saja tak dapat
dicegah. Seorang bernama Andreas yang pekerjaannya dibidang perikanan dan
pelayaran ditemukan meninggal dalam kamarnya dengan cara disalib pada kayu
berbentuk X, lidah terpotong, sendok perak, ditelanjangi seperti kematian Rasul
Andreas di masa lampau.
Akhirnya
menjelang korban ke-sepuluh. Mereka telah memprediksi tanggal terjadinya
pembunuhan terakhir. Seminggu sebelum
tanggal yang ditentukan, Red mendapat kiriman uang perak dan uang penny
selayaknya Yudas menjual Yesus, uang itu juga disertai surat ancaman dan ayat
alkitab. Tidak hanya Red yang mendapat surat ini, tapi juga adikknya Eric yang
berada dipenjara. Surat Eric berisi permintaan izin dari si Lidah Perak “Izinkan
aku mengambil Yudasmu” karena di masa lalu Red melaporkan adiknya ke polisi
atas kasus pembunuhan yang tidak disengajai terhadap seorang remaja putri.
Red menyadari
bahwa korban berikutnya adalah dirinya. Ia sangat ketakutan dan pikirannya
kacau. Dua rekannya tetap bersikeras menemukan Lidah Perak. Hingga akhirnya
penyelidikan itu menemukan titik terang dari transaksi kartu kredit pembelian
sendok perak yang dilakukan oleh Warren, satu tahun sebelum kejadian ini .
Dalam rumah Warren yang kosong, Jez juga menemukan berbagai senjata pembunuhan
yang digunakan untuk beraksi. Warren sempat mengelak bahwa kartu kreditnya
hilang tapi ia tak dapat memberikan alasan mengapa senjata pembunuhan berada
dirumahnya.
Mereka
semua sangat lega karena menganggap pembunuhnya telah tertangkap dan melakukan
perayaan kecil-kecilan di bar. Mengobrol dari kasus pertama yang mereka temukan
sampai kiriman surat pada Red.
Ketika
sampai dirumah, Red menyadari percakapan dengan kedua rekannya ada yang
terdengar ganjil. Red tidak pernah memberitahu siapapun tentang surat yang ada
pada adiknya, tapi salah satu dari rekannya menyinggung hal itu. Sehingga ia
menarik kesimpulan yang tahu akan hal itu adalah Red, Eric dan pembunuhnya yang
masih berkeliaran mencari Yudasnya.
Si
pembunuh mendatangi rumah Red. Red tidak melakukan perlawanan karena kalah
secara fisik dan sebisa mungkin tidak menunjukkan rasa takut. Ia mengikuti apa
yang dilakukan Lidah Perak. Si Lidah Perak mengeluarkan potongan lidah korban
sebelumnya dan meletakkan dimeja makan. Ia mengeluarkan roti dan anggur lalu
menyuruh Red duduk untuk menikmati perjamuan malam terakhir. Lidah perak memberi kesempatan pada Red untuk
melaporkannya kepada polisi, hal ini dimaksud agar Red melakukan pengkhianatan
terhadap Mesiasnya. Lidah perak juga memakai mahkota duri layaknya Yesus saat
disalib.
Lalu,
ia menyuruh Red meletakan tali di lehernya. Keraguan tampak diwajah Red
sehingga si pembunuh mendorong Red agar lehernya masuk dalam jeratan. Dengan
susah payah, ia menahan jeratan itu dengan tangannya. Dalam keadaan
mengap-mengap mencari nafas dari mulut. Pisau bedah masuk ke dalam mulut Red.
Salah satu tangan Red melakukan perlawanan dan berhasil merebut pisaunya untuk
memotong tali. Dengan keadaan sangat marah karena ini adalah perbuatan rekannya
sendiri, ia membantainya secara membabi buta. Red kemudian merentangkan tangan
korban dan di paku layaknya Yesus kristus di kayu salib. Bertepatan dengan aksi
itu, polisi dan rekannya yang tersisa datang melihat Red berhasil menghabisi
pembunuh yang sebenarnya.
Akibat
perbuatannya ini Red harus mempertanggung jawabkan perbuatannya dipenjara
seumur hidup. Ia bahkan tidak mau mengelak dari kenyataan yang ada meskipun ia
dapat membela diri untuk memperingan hukumannya dengan menyatakan bahwa saat
itu kondisinya sedang tidak waras atau membela diri.
Novel luar biasa yang ditulis Boris starling dengan genre
thriller yang dikombinasikan dengan sedikit adegan gore. Sudut pandang yang
digunakan juga kombinasi dari sudut pandang orang pertama (aku-an) yaitu saat
Lidah perak menceritakan dirinya, sudut pandang orang kedua (kau) yaitu cerita
yang menggambarkan seolah-olah pembaca adalah pembunuhnya (saat peneyelidikan
Red) dan sudut pandang orang ketiga yang sangat mendominasi di dalamnya. Mengenai
alur cerita, penulis menggunakan alur campuran yaitu kombinasi dari cerita masa
lalu Red dan cerita penyelidikannya. Berbagai riset-riset yang terbilang akurat
juga dilakukan oleh penulisnya. Dalam, buku bab demi bab yang disajikan termasuk
pendek bahkan ada juga bab yang hanya berisi satu kalimat. Pembagian bab yang
seperti ini membuat pembaca menjadi tidak mudah bosan.
Dalam review ini aku belum menyebut siapa pelaku sebenarnya. Dapatkah kau menyebutkan siapa pelakunya?